BR, seorang kepala dusun di Desa Santok, Pariaman Timur, Padang Pariaman, Sumatera Barat membunuh seorang pria bernama Herman (60). Pelaku pun menjelaskan kronologi pembunuhan tersebut setelah dirinya menjalani pemeriksaan di Satreskrim Polres Pariaman, Kamis (27/5/2021). BR mengatakan pembunuhan tersebut bermula dari sebuah warung kopi sekira 2 tahun lalu.
Saat itu, ada 6 orang anak di bawah umur diajarkan bermain koa oleh korban. Karena dibawah umur, BR menegur korban. "Man, jangan lah anak anak diajarkan main koa, nanti kalau mereka sudah bisa akhirnya jadi berjudi," ujar BR.
Kemudian korban menjawab untuk tidak ikut campur urusannya. "Urus lah urusan masing masing kata dia, lalu anak anak tersebut saya suruh bubar dari warung," ungkap BR. Lama kelamaan, setelah berhari hari BR sempat bertemu korban di warung lainnya.
Saat itu, pundaknya di adu korban. "Saya masih bersabar, orang orang di warung juga meminta saya bersabar," katanya. Lalu, 2 atau 4 minggu setelah itu, pelaku dan korban bertemu lagi di warung itu, korban mengajak duel kembali.
"Saya diam saja, tidak melayani," katanya. BR kemudian menemui kepala desa, mengutarakan perselisihan tersebut. "Kades menyuruh saya bersabar, jangan dilayani," ucap dia.
BR juga temui Babinsa setempat, yang menyuruhnya untuk bersabar. Kemudian, sehari sebelum kejadian, di lokasi sebuah pesta pernikahan, ungkap BR, korban membakar rokoknya dengan korek api, setelah itu korban sengaja melempar korek apinya kepada pelaku. Saat itu kata dia, ada Kadus lain dan rekan rekannya.
"Saya berpikir apa maunya dia, saya tak bisa tidur malam hari sebelum kejadian," kata dia. Selasa (25/5/2021) pagi sebelum kejadian sekira pukul 08.00 WIB, korban lewat di depan warung BR. Korban saat itu sedang mengantar istri dan sempat mengucapkan kata kata kasar.
"Setelah mengantar istrinya, sekitar setengah jam, ia kembali ke warung saya dengan melontarkan kata kata kasar lagi, dan kemudian mengajak berkelahi," ungkap dia. BR mengaku saat itu dirinya hanya diam saja. Tapi korban masih memaki maki dengan bahasa kotor, sampai 3 kali.
Barulah, emosi BR tersulut. "Dia sudah enggak tau apa apa, saya berdiri udah gelap mata, saya ambil golok, lalu mengejarnya, dia pasang kuda kuda, saya sabet pakai golok, dia merunduk, kemudian berdiri lagi, saya hajar lehernya, hingga pundaknya, lalu dihantam dengan kaki, ia pun terjatuh," kata BR. Lanjut dia, ia tidak ingat berapa kali melayangkan goloknya kepada korban.
Ia kemudian lari dan mengambil motor, lalu minta bantuan adiknya untuk mengantar ke Polsek Pariaman. Sampai di Polsek BR langsung menyerahkan diri, membawa golok yang ia gunakan untuk membacok korban.